Rabu, 31 Juli 2013

PEDE ajah kaleeee


Jika kita mampu melihat kekurangan diri, sadarilah bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dengan ukuran dan tujuan dan tidaklah sia-sia. Penciptaan dilakukan dalam konteks kebenaran, bukan untuk bermain-main , dan sudah seharusnya kita juga mampu melihat kelebihan2 yang ada pada diri kita. Jangan memusatkan perhatian pada kekurangan kita saja. Gali dan manfaatkan kelebihan (potensi) yang kita miliki.

Ketika kita berinteraksi dengan lawan bicara cobalah untuk tidak melihat dan memusatkan perhatianmu pada alat bantu dengar di kuping kita misalnya atau kaca mata cekung di wajah (kalau ada). Kalau kelebihan kita jauh lebih banyak daripada kekurangannya, orang tidak akan lagi memperhatikan kekurangan kita. Jadi mulai sekarang, gali potensi diri dan jadilah orang yang memiliki banyak kelebihan. Apa yang dapat kita perbuat untuk membahagiakan orang lain, menyenangkan orang lain, membantu orang lain. Bagaimana menemukan kelebihan dibalik kelemahan kita itu yang terpenting dan bagaimana mengoptimalkan kelebihan kita agar bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain.

Ambil contoh LUDWIG VON BEETHOVEN (1770-1827) terserang penyakit telinga menjelang usia 30 tahun, lalu ia menjadi tuli secara total. Bayangkan bagaimana terpukulnya seorang komponis lagu kalau ia menjadi tuli. Dalam kesedihannya ia menulis, "Aku merasa sepi, sangat sepi. Tetapi aku merasa Tuhan dekat." Walaupun Beethoven tuli, namun ia tetap produktif sepanjang hidupnya dengan menghasilkan begitu banyak simfoni, oratorio, opera dan sonata piano yang menakjubkan. . Lihatlah bahwa kekurangan fisik tidak mengalangi bethoven untuk meraih sukses dan mungkin malah menjadi salah satu jenius dibidang nya hingga meraih kesuksesan tsb.

Untuk menjadi lebih aktif dan kreatif dan lebih berperan di keluarga, sekolah ataupun di masyarakat, maka hendaklah kita bermuhasabah (evaluasi diri)

1. Pahami bahwa pada umumny orang akan melihat orang lain dari penampilan fisiknya. Oleh karena itu cobalah untuk selalu tampil bersih, rapi, dan tentunya wangi (minimal tidak bau). Disampig itu perhatikanlah sikap tubuh kita, jangan lupa untuk selalu tersenyum ramah kepada siapapun. Hindari sikap yang berkesan malas, loyo dan tidak bergairah. Seringlah berwudhu dan sholat sehingga wajah kita akan memancarkan cahaya.

2. Saat berbicara, kita harus memperhatikan nada suara. Usahakanlah untuk melafalkan setiap kata dengan jelas, tidak menggumam, mendesis atau berbisik. Jadi kata yang keluar dari mulut kita harus memiliki artikulasi yang jelas. Selain itu, pandang lah mata lawan bicara tetapi jangan terlalu dalam (tajam) berbahaya terutama lawan jenis, jangan menunduk, atau memandang ke arah lain.

3. Bersikaplah tegas. Katakanlah bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah, tapi tentunya kita harus memiliki dasar pengetahuan yang kuat. Jangan berkata ‘ya’ pada saat mengatakan ‘tidak’ begitu juga sebaliknya karena menjadi yesman mungkin aman tapi itu tidak sehat bagi harga diri kita. Dalam sebuah hadits "katakanlah yang benar meskipun itu pahit"

4. Lakukan segera apa yang bisa dilakukan sekarang. Hindari kebiasaan menunda-nunda dengan alasan malas atau tidak suka melakukannya. Penundaan bisa mengahambat perkembangan rasa percaya diri.

5. Kenalilah kelebihan, kekurangan dan kelemahan diri sendiri. Kembangkanlah potensi diri dan perbaikilah kekurangan. Namun disamping itu kita harus menerima kelemahan yang tidak bisa dirubah, dan beranilah merubah kelemahan yang bisa dirubah. Tentu masing-masing anda mengetahui mana kekurangan yang tidak bisa dirubah atau setidaknya kekurangan yang sangat sulit dirubah.

6. Berusahalah untuk memperluas wawasan dan menambah pengetahuan, dan ketahuilah lebih baik tahu sedikit tentang banyak hal dari pada tahu banyak tentang sedikit hal.

7. Berusahalah untuk menjadi ahli atau profesional dalam bidang tertentu yang itu adalah bakat alami kita meskipun tidak menjanjikan popularitas. Intinya kita harus mengeksplorasi bakat alami kita yang akan menjadikan kita memiliki nilai lebih dari orang lain.

8. Ketika menemui kesulitan, hindari kebiasaan mengeluh dan menggerutu. Curahkanlah isi hati (tentang kesulitan) kepada Allah diwaktu shalat tahajud atau kalaupun kepada orang lain harus yang tepat (dan jangan diumbar kepada siapa saja).

9. Kendalikanlah perasaan2 negatif. Jangan larut dalam keadaan sedih yg berkepanjangan, frustasi, iri hati, dan sakit hati. Semua itu bisa merusak rasa percaya diri.

10. Ketika membicarakan orang lain, bicarakanlah kelebihannya dan kebaikannya saja, bukan kekurangan atau keburukannya. Pribadi yang percaya diri tidak merasa superior dengan cara menjelekan orang lain, dan tidak merasa inferior karena memuji orang lain. Intinya kalau orang yg dibicarakan itu gak sengaja mencuri mendengar, dia tidak sakit hati mendengarnya malah dijamin dia akan tambah baik thp kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar