Rabu, 31 Juli 2013

PEDE ajah kaleeee


Jika kita mampu melihat kekurangan diri, sadarilah bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dengan ukuran dan tujuan dan tidaklah sia-sia. Penciptaan dilakukan dalam konteks kebenaran, bukan untuk bermain-main , dan sudah seharusnya kita juga mampu melihat kelebihan2 yang ada pada diri kita. Jangan memusatkan perhatian pada kekurangan kita saja. Gali dan manfaatkan kelebihan (potensi) yang kita miliki.

Ketika kita berinteraksi dengan lawan bicara cobalah untuk tidak melihat dan memusatkan perhatianmu pada alat bantu dengar di kuping kita misalnya atau kaca mata cekung di wajah (kalau ada). Kalau kelebihan kita jauh lebih banyak daripada kekurangannya, orang tidak akan lagi memperhatikan kekurangan kita. Jadi mulai sekarang, gali potensi diri dan jadilah orang yang memiliki banyak kelebihan. Apa yang dapat kita perbuat untuk membahagiakan orang lain, menyenangkan orang lain, membantu orang lain. Bagaimana menemukan kelebihan dibalik kelemahan kita itu yang terpenting dan bagaimana mengoptimalkan kelebihan kita agar bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain.

Ambil contoh LUDWIG VON BEETHOVEN (1770-1827) terserang penyakit telinga menjelang usia 30 tahun, lalu ia menjadi tuli secara total. Bayangkan bagaimana terpukulnya seorang komponis lagu kalau ia menjadi tuli. Dalam kesedihannya ia menulis, "Aku merasa sepi, sangat sepi. Tetapi aku merasa Tuhan dekat." Walaupun Beethoven tuli, namun ia tetap produktif sepanjang hidupnya dengan menghasilkan begitu banyak simfoni, oratorio, opera dan sonata piano yang menakjubkan. . Lihatlah bahwa kekurangan fisik tidak mengalangi bethoven untuk meraih sukses dan mungkin malah menjadi salah satu jenius dibidang nya hingga meraih kesuksesan tsb.

Untuk menjadi lebih aktif dan kreatif dan lebih berperan di keluarga, sekolah ataupun di masyarakat, maka hendaklah kita bermuhasabah (evaluasi diri)

1. Pahami bahwa pada umumny orang akan melihat orang lain dari penampilan fisiknya. Oleh karena itu cobalah untuk selalu tampil bersih, rapi, dan tentunya wangi (minimal tidak bau). Disampig itu perhatikanlah sikap tubuh kita, jangan lupa untuk selalu tersenyum ramah kepada siapapun. Hindari sikap yang berkesan malas, loyo dan tidak bergairah. Seringlah berwudhu dan sholat sehingga wajah kita akan memancarkan cahaya.

2. Saat berbicara, kita harus memperhatikan nada suara. Usahakanlah untuk melafalkan setiap kata dengan jelas, tidak menggumam, mendesis atau berbisik. Jadi kata yang keluar dari mulut kita harus memiliki artikulasi yang jelas. Selain itu, pandang lah mata lawan bicara tetapi jangan terlalu dalam (tajam) berbahaya terutama lawan jenis, jangan menunduk, atau memandang ke arah lain.

3. Bersikaplah tegas. Katakanlah bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah, tapi tentunya kita harus memiliki dasar pengetahuan yang kuat. Jangan berkata ‘ya’ pada saat mengatakan ‘tidak’ begitu juga sebaliknya karena menjadi yesman mungkin aman tapi itu tidak sehat bagi harga diri kita. Dalam sebuah hadits "katakanlah yang benar meskipun itu pahit"

4. Lakukan segera apa yang bisa dilakukan sekarang. Hindari kebiasaan menunda-nunda dengan alasan malas atau tidak suka melakukannya. Penundaan bisa mengahambat perkembangan rasa percaya diri.

5. Kenalilah kelebihan, kekurangan dan kelemahan diri sendiri. Kembangkanlah potensi diri dan perbaikilah kekurangan. Namun disamping itu kita harus menerima kelemahan yang tidak bisa dirubah, dan beranilah merubah kelemahan yang bisa dirubah. Tentu masing-masing anda mengetahui mana kekurangan yang tidak bisa dirubah atau setidaknya kekurangan yang sangat sulit dirubah.

6. Berusahalah untuk memperluas wawasan dan menambah pengetahuan, dan ketahuilah lebih baik tahu sedikit tentang banyak hal dari pada tahu banyak tentang sedikit hal.

7. Berusahalah untuk menjadi ahli atau profesional dalam bidang tertentu yang itu adalah bakat alami kita meskipun tidak menjanjikan popularitas. Intinya kita harus mengeksplorasi bakat alami kita yang akan menjadikan kita memiliki nilai lebih dari orang lain.

8. Ketika menemui kesulitan, hindari kebiasaan mengeluh dan menggerutu. Curahkanlah isi hati (tentang kesulitan) kepada Allah diwaktu shalat tahajud atau kalaupun kepada orang lain harus yang tepat (dan jangan diumbar kepada siapa saja).

9. Kendalikanlah perasaan2 negatif. Jangan larut dalam keadaan sedih yg berkepanjangan, frustasi, iri hati, dan sakit hati. Semua itu bisa merusak rasa percaya diri.

10. Ketika membicarakan orang lain, bicarakanlah kelebihannya dan kebaikannya saja, bukan kekurangan atau keburukannya. Pribadi yang percaya diri tidak merasa superior dengan cara menjelekan orang lain, dan tidak merasa inferior karena memuji orang lain. Intinya kalau orang yg dibicarakan itu gak sengaja mencuri mendengar, dia tidak sakit hati mendengarnya malah dijamin dia akan tambah baik thp kita.

Kumpulan Motivasi Diri ( Masih dalam menggali potensi diri )


  • Rasa takut akan gagal telah menghancurkan sebuah keberhasilan yang sebenarnya sangat mungkin kita dapat, tetapi saat kita berani melakukan dan harus menghadapi kegagalan yang bertubi-tubi, dan kita bisa ambil kekuatan didalamnya, disitulah awal dari keberhasilan!

    Kutip dari Mario Teguh Golden Ways
  • Atas Bawah Kanan Kiri, semua arah kita jamah untuk menemukan langkah yang tepat demi keberhasilan rencana maupun usaha yang kita sedang kerjakan, jangan pernah menyerah ketika di satu arah kalian belum temukan jawabannya!!
  • Mungkin hanya sebuah bisikan, dalam hati ini berkata, "mengapa pijak kakiku ini sulit kulangkahkan, padahal tak ada beban dalam punggung atau pun pundakku"
    dan seharusnya aku sadar "lalu aku lihat kebawah, ternyata aku melangkah dalam kubangan lumpur, yang ternyata itulah sebab hambatan langkahku"
  • Manusia hidup di Bumi tatkala hanya sebuah Ujian "Test".
    Sebuah rencana besar yang Tuhan telah rahasiakan dibelakang nanti, hanya Kalianlah orang-orang yang mau berfikir, manakah yang akan kalian Pilih.
  • Optimis dalam setiap langkah, berjanji pada diri sendiri, dan yakinkan hati kita bahwa manusia bisa bukan hanya karna mereka pintar, cerdas, cerdik, tapi dilain hal mereka menguatkan hati dengan mengatakan "AKU MAU DAN AKU YAKIN MAMPU"
  • Perlakukan detik demi detikmu untuk hal-hal yang berkesan! karna takkan mungkin waktu kan berbalik mundur, dan mulai kini sadarlah bahwa satu detik didepanmu sebenarnya itupun sebuah rahasia besar, maka tak elaknya seorang yang bijak ia pasti memanfaatkan waktunya dengan maksimal, guna menghasilkan sesuatu yang terbaik yang ia bisa lakukan.
  • satu perkara tak terselesaikan sudah cari perkara lain...
    terkadang manusia hanya senang memulai, tapi malas untuk mengakhiri, walaupun ia tau itu sangat merugikan diri.
  • Kesungguhan dalam bertindak, berusaha untuk selalu jujur, berkata jika memang ada fakta, menyampaikan sebuah amanat, berjanji jika memang kita mampu, dan yakin bahwa Tuhan tidak pernah mempersulit manusia-manusia yang mau berusaha, karna kesulitan manusia berada pada dirinya sendiri.
  • salah satu cara untuk mengetahui siapa diri kita adalah dengan mau berinteraksi dengan orang-orang/golongan/kelompok/forum, dimana kita berdiri. yaitu bukan bermaksud untuk memaksa anda! tetapi coba utarakan di forum ini apa/bagaimana irama hati anda saat mendengar alunan nada yang menggumang ini.
  • Ungkapkan apa yang kau mau tanpa perlu berharap orang lain kan memuji, karna jika hal baik yang kau beri, Tuhan takkan lupa catat itu tuk jadi sebuah bibit, benih kelak hidup kekal di SURGA.
  • Motivasi yang selalu membuatku yakin bahwa "aku pasti bisa, aku yakin berhasil, aku pantas dan aku layak menjadi pemenang" tidak lain adalah semangatku yang pantang menyerah dan selalu berpikir positif dengan semua yang aku hadapi saat itu.

Menggali Potensi Diri

Banyak orang yang tidak tahu potensi dirinya. Tidak tahu apa saja kelebihan yang dimilikinya. Coba saja tanya diri kita sendiri atau orang-orang terdekat kita. Apa sih kelebihan diri kamu? Apa yah…Bingung jawabnya. Tapi kalo ditanya apa kekurangan atau kelemahan diri, banyak orang yang dengan cepat bisa menjawab. Kurang ganteng, miskin, gak pinter, dan sebagainya.
Sebagian orang beranggapan kita kan gak mau sombong jadi nggak mau membanggakan diri dengan menyebut-nyebut apa yang kita bisa. Sombong itu emang gak boleh tapi tahu potensi diri itu harus. Bukan untuk disombongkan tapi untuk dikembangkan. Potensi diri yang terus tumbuh dan berkembang akan menjadi modal kesuksesan. Anda mau sukses kan? Cari tahu cara mengetahui potensi diri di bawah ini:
1. Bidang apa saja yang kita senangi.
Sesuatu yang penuh gairah dan semangat kita lakukan. Tanpa harus diminta atau disuruh. Anda akan melakukannya secara sukarela tanpa dibayar, bahkan anda mau mengeluarkan uang untuk apa yang anda lakukan. Inilah yang disebut dengan hobi. Seseorang yang punya hobi tertentu akan melakukannya dengan sepenuh hati. Misalnya orang yang hobi memelihara tanaman, dia rajin menyiram dan merawat tanaman setiap hari. Dia rela mengeluarkan uang berapapun untuk membeli tanaman, pupuk, alat-alat dan semacamnya. Hobi bisa membawa kebahagiaan dan juga penghasilan. If we do what we love, then money will follow.
2. Bertanya kepada orang terdekat.
Orang yang paling tahu diri anda adalah orang terdekat. Bisa orang tua, kakak-adik, saudara, keluarga, atau teman. Merekalah yang tahu tentang diri anda dari kecil sampai dewasa. Jadi mereka tahu apa potensi diri anda. Terkadang kita tidak menyadari potensi yang kita miliki, perlu orang lain untuk membantu menyadarkan.
3. Mencoba hal-hal baru.
Begitu banyak yang bisa kita lakukan di dunia ini. Wawasan, pergaulan dan keberanian yang terbataslah yang menghambat kita untuk melakukannya. Kita bisa mencoba hal-hal baru yang belum pernah kita lakukan. Tentu saja yang kita lakukan tidak boleh melanggar hukum yah. Dengan mencoba banyak hal, mungkin kita akan menemukan potensi diri yang selama ini tersembunyi.
4. Banyak membaca, melihat dan merasakan.
Dengan begitu akan banyak informasi dan pengetahuan yang bertambah. Bacaan dan tontonan yang kita sukai itu bisa jadi adalah sebuah potensi. Jika anda suka membaca perkembangan dunia komputer, internet dan semacamnya. Anda bisa menjadi ahlinya, asalkan terus konsisten untuk menambah pengetahuan.
Potensi diri itu harus digali, sama seperti minyak bumi. Tidak ada minyak yang berada di atas tanah. Kita harus mencari lokasi yang tepat untuk menggali minyak. Kedalamannya pun tidak selalu sama. Ada yang cepat ditemukan, ada juga yang perlu menggali lama karena minyaknya ada jauh di kedalaman.
Tidak ada manusia yang lahir ke dunia langsung menjadi ahli di bidang tertentu. Semua harus diraih dengan proses. Jika anda sudah tahu potensi diri anda, itulah modal kesuksesan. Jika anda bisa mengembangkan potensi anda menjadi prestasi, kesuksesan sudah menanti.

ref :

Jumat, 19 Juli 2013

PENCUKURAN HUTAN DI KOTA SERANG,BANTEN.

Hutan memiliki multi fungsi, mulai dari fungsi klimatologis, hidrologis, sosiologis, biologis, dan ekonomis. Fungsi klimatologis hutan erat kaitannya dengan unsur-unsur iklim seperti hujan, suhu, kelembaban, angin dan sinar matahari. Seluruh hutan yang ada di Banten berperan sebagai paru-paru seluruh ekosistem Propinsi Banten. Sulit dibayangkan, jika seorang manusia mengalami kerusakan paru-paru, maka kehidupannya mengalami banyak gangguan. Begitu pula suatu ekosistem seluas Propinsi Banten, jika hutannya mengalami kerusakan, maka ekosistem itupun menjadi punah. Jika pohon di hutan terus ditebangi, maka  ekosistem tersebut akan semakin parah.
            Gejala-gejala ekosistem yang sakit antara lain, pemasukan dan pengeluaran (siklus) air tidak terkendali, suhu dan kelembaban meningkat, sinar matahari dan angin kurang termanfaatkan dan tidak terarah. Sinar matahari yang mengenai pohon-pohonan atau vegetasi hutan, maka energinya akan dimanfaatkan dalam proses fotosintesis, sehingga terbentuk karbohidrat untuk pertumbuhan tanaman, termasuk untuk proses terbentuknya kayu. Selain itu, dalam proses fotosintesis itupun, gas karbondioksida (CO2) yang merupakan polutan di udara diserap oleh daun pohon-pohonan, dan dari proses tersebut dikeluarkan oksigen (O2) yang sangat dibutuhkan untuk pernafasan manusia. Hal inilah yang dimaksud bahwa hutan di Banten merupakan paru-parunya ekosistem Banten.
            Pemerintah Kota Serang,Banten memastikan sekitar 3060 hektar lahan mengalami krisis yang terjadi diberbagai kecamatan se kota Serang. Kerusakan lahan tersebut disebabkan akibat penebangan liar, dan sebagian besar merupakan hutan rakyat yang ditebang langsung oleh rakyat.
            Luas area lahan mencapai sekitar 18.924 hektar,dari jumlah tersebut sebagian mengalami krisis, karena disebabkan penebangan tanpa aturan oleh pemilik lahan. Dan pemerintah Kota Serang sekarang ini terus berupaya mencegah kerusakan tersebut dengan memperbaiki ekosistim hutan dan menggalakan penanaman pohon.
          Di Kota Serang, telah dilakukan langkah-langkah untuk dievaluasi terhadap kondisi lingkungan  Sebagaimana diketahui bahwa sumber daya mencakup empat kategori, pertama sumber daya alam (Natutral resources) kedua sumber daya manusia (Human resources) dan ketiga sumber daya buatan (Artificial resources) kemudian keempat sumber daya sosial (Social resources). Pembangunan kehutanan dan perkebunan merupakan bagian dari pembangunan dan pemanfaatan sumber daya alam yang sifatnya dapat diperbaharui (renawble resources).
            Kemudian pembangunan dan pemanfaatan sumber daya alam khususnya sumber daya hutan dan kebun bukan hanya merupakan tanggung jawab dinas kehutanan dan perkebunan, namun harus melibatkan semua stakeholder unsur pembangunan yang masyarakat, pemerintah dan swasta.
            Menurut  Ajad Sudrajad,  untuk mengantisipasi adanya kerusakan lahan tersebut, tentunya pihaknya berupaya mengajak semua elemen masyarakat maupaun pihak pengusaha agar bisa menunjang program penanaman pohon demi perbaikan hutan sekaligus sebagai gerakan sadar pengendalian hutan.
            Maraknya tindakan penebangan pohon secara liar oleh masyarakat, mengakibat lahan kritis semakin luas. Saat ini lahan kritis di Banten seluas 117 ribu hektar. Ini terjadi karena hampir mencapai 2 juta  pohon per tahun  ditebang secara liar oleh masyarakat. Semakin meluasnya lahan kritis tersebut dikarenakan kebutuhan ekonomi masyarakat. Masyarakat kerap menebang pohon di lahan miliknya lalu dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Penebangan pohon di daerah miring akan membawa dampak berbahaya, di antaranya dampak musibah longsor dan erosi. Diharapkan masyarakat mengembalikan kondisi lahan usai pohon ditebang dengan cara penanaman pohon kembali.  
            Penanaman kembali itu tidak hanya sekadar tanaman pohon kayu, tetapi bisa dikombinasikan dengan tanaman produktif serta pohon yang punya nilai ekonomis seperti mangga, rambutan, durian dan lainnya. Kementerian Kehutanan di kota serang khususnya memiliki program kebun bibit rakyat. Dalam program itu, masyarakat yang punya lahan diminta untuk mengombinasikan tanaman kayu seperti jabon dan jati dengan tanaman produktif seperti mangga, durian, nangka dan rambutan. Tanaman produktif tidak ditebang, tetapi hanya pohon kayu.   
            Dalam hal ini,upaya untuk mengurangi lahan kritis di Banten dilakukan melalui program tanam 1 miliar pohon atau One Billion Indonesian Trees (OBIT). Pada 2011 lalu, target tanam pohon di Provinsi Banten berjumlah 13,5 juta batang pohon, dan teralisasi sebanyak 13,9 juta batang pohon. Pada 2012 ini, targetnya masih sama dengan tahun lalu yakni 13,5 juta batang.  Program tanam pohon perlu digerakkan untuk mengantispasi terjadinya global warming. Sebab, banyaknya aksi penebangan pohon berakibat pada perubahan iklim yang kini tidak menentu. Masalah global warming  perlu dipikirkan dari sekarang, melalui pembangunan yang berencana dan terkonsep. Sebab jika tidak diantisipasi dari sekarang, masa depan anak-anak kita terancam dengan perubahan iklim ekstrim.
            Salah satu hal yang sangat penting dan tidak pernah menjadi perhitungan dalam AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) adalah hilangnya oksigen yang diproduksi oleh berbagai macam flora dan fauna di dalam hutan.

Sumber:

Sampah Bikin Resah

Sampah,hampir setiap hari kita menemukan benda ini berserakan di jalanan. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Berdasarkan sifatnya,sampah dapat dibagi menjadi 2,yaitu: Sampah Organik dan Sampah Non Organik.
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos,Sedangkan Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
EFEK SAMPAH TERHADAP MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Efek sampah terhadap manusia dan lingkungan sebagai berikut :
Dampak terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
  1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
  2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
  3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
  4. Sampah beracun:
Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
Dampak terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampaknya antara lain :
  1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
  2. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
  3. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).
  4. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
  5. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
Selain sampah mempunyai dampak negatif,sampah juga memiliki nilai Positif:
1.      Menjadi Lapangan Kerja untuk sebagian orang,seperti pemulung,pengepul barang bekas,Supir truk sampah,bahkan sampai ke dinas kebersihan kota.
2.      Pengolahan sampah yang tepat dapat menghasilkan manfaat seperti,menghasilkan pupuk kompos,bahkan menjadi bahan bakar gas.
3.      Sampah plastik dapat menjadi bahan bakar.
Maka dari itu,usahakanlah untuk membuang dan memilah sampah, paling tidak sediakan tempat khusus untuk membuang sampah kertas agar dapat didaur ulang. Mendaur ulang 1 ton kertas berarti menyelamatkan sekitar 17 batang pohon.

Sumber artikel :
http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
carapedia.com/pengertian_definisi_sampah_info2152.html

http://www.menlh.go.id/from-trash-to-cash-dari-sampah-jadi-rupiah/

Cintai Lingkungan Kita

Tentu kita masih ingat lagu berjudul “Kolam Susu” yang diciptakan grup band Koes Plus tahun 1970an. Lagu itu mengisahkan betapa subur dan indahnya Indonesia. Alamnya kaya, indah, bersahabat, memberikan kenyamanan dan ketentraman kepada rakyatnya.
Memang demikianlah kenyataan yang terjadi di Indonesia saat itu. Sungai-sungai  mengalir lancar di seluruh pelosok negeri, seperti nadi yang mengalirkan denyut kehidupan bagi penduduk sekitarnya. Anak-anak bersenda gurau dan tertawa riang sambil bermain dan mandi di sungai berair sejuk dan jernih. 
            Seperti yang dikatakan dalam syair lagu di atas, laut yang membentang di sepanjang wilayah Indonesia adalah lautan yang indah dan mempesona, keelokan itu digambarkan  sebagai kolam susu, bukan lautan. Ikan dan udang tersedia berlimpah di sana. Ikan dan udang datang menghampirimu. Tongkat dan kayu pun, jika ditancapkan ke tanah bisa tumbuh subur menjadi tanaman.
            Tapi apa yang terjadi sekarang? Lautan kolam susu telah berubah menjadi lautan sampah.  Terutama di kota-kota besar, umumnya sepanjang pantai dan lautnya terhampar pemandangan memilukan, sampah beraneka ragam berjejal dimana-mana, bau busuk menyengat hidung.  Sungai tak lagi mengalirkan air jernih, tapi telah berganti dengan sampai, air jorok dan berbau busuk.
             Ikan datang menghampiri? Jangan diharap lagi bisa tersua. Setelah berjuang antara hidup dan mati menghadang ombak dan gelombang ganas sekali pun, belum tentu nelayan kita bisa membawa ikan pulang yang cukup untuk bekal hidup anak dan istri mereka.
            Dulu tak ada badai dan topan yang datang menghampiri. Kini badai dan topan seperti sudah menjadi agenda rutin sehari-hari. Fenomena baru yang terjadi saat ini, dikala matahari sedang bersinar cerah, tiba-tiba berubah kelam. Badai dan topan tiba-tiba datang menerjang, disertai hujan deras seperti ditumpahkan dengan amarah dari lagit. Lalu bencana longsor, banjir, datang melanda seperti menghantui.
            Petani juga makin mengeluh, mereka makin dihimpit kemiskinan. Lahan yang mereka tanam makin tak subur, keras dan bantat. Sedangkan luas tanah yang mereka jadikan sawah dan ladang juga makin sempit karena telah ditimbun untuk dijadikan rumah dan berbagai bangunan.
            Memang itulah kenyataan yang kita hadapi hari ini. Apa yang ditangisi dan dikuatirkan para ilmuwan dan pemerhati lingkungan beberapa dekade lalu telah menjadi kenyataan di depan mata. Perubahan iklim (climate change)  yang dulu tak banyak orang yang mempercayainya, telah menjadi kenyataan hari ini. Dulu di negara kita jarang, bahkan hampir tak ada topan dan badai, kini telah menjadi agenda rutin hampir setiap hari. Dulu musim hujan dan musim panas terjadi seimbang sepanjang tahun, kini menjadi tak menentu.
Kini, musim kemarau terjadi berkepanjangan sehingga terjadi kekeringan ekstrim di berbagai wilayah yang disusul dengan musibah kebakaran, kabut asap, gagal panen dan kelaparan (kekurangan pangan). Sebaliknya musim hujan juga menjadi ekstrim dan luar biasa. Banjir, longsor adalah derita selanjutnya yang harus ditanggung bersama.
            Kini tentu kita telah mengalami sendiri bahwa bencana akibat kerusakan lingkungan tak lagi sekedar wacana, tetapi telah berada dalam kehidupan kita sehari hari.
Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk melindungi alam kita,diantaranya adalah:

Hentikan penebangan hutan secara liar,perbanyak menanam tanaman hijau,Kurangi polusi udara dan Buanglah sampah pada tempatnya,Usahakan untuk memilah sampah, paling tidak sediakan tempat khusus untuk membuang sampah kertas agar dapat didaur ulang. Mendaur ulang 1 ton kertas berarti menyelamatkan sekitar 17 batang pohon.

Hutan Merana Hidup Sengsara

Jika kita melihat kota sebesar ini,,pernahkan kita membayangkan hutan yang lebat dengan daunnya?? Hutan yang indah jika tertiup semilirny angin??? Rasanay tidak mungkin jika kita terus menerus memapas adanya hutan di bumi ini,setiap hari yang kita temui hanyalah polusi udara yang membuat nafas terengap-engap dan debu dimana-mana. Negara Kita, Indonesia memiliki kawasan hutan yang sangat luas dan beraneka ragam jenisnya dengan tingkat kerusakan yang cukup tinggi akibat pembakaran hutan, penebangan liar, dan lain sebagainya.Mungkin selama ini kita tidak sadar bagaimana bahayanya polusi untuk kesehatan??bagaimana besarnya manfaat hutan untuk kesehatan??
Yaa… Hutan memiliki banyak manfaat untuk kita semua. Hutan merupakan paru-paru dunia (planet bumi) sehingga perlu kita jaga karena jika tidak maka hanya akan membawa dampak yang buruk bagi kita di masa kini dan masa yang akan datang. Apa jadinya jika hutan di bumi ini sudah tidak ada lagi?? Salah satu hilangnya hutan dikarenakan terjadinya penebangan hutan/ pepohonan secara liar.
Penebangan hutan secara liar akan berdampak pada bencana kekeringan. Pepohonan biasanya mempunyai fungsi menahan air,tidak lagi berfungsi akibat kekeringan. Air hujan akan langsung mengalir ke laut dan cadangan air tanah menjadi tidak ada. Salah satu akibat dari penenbangan hutan secara liar adalah banjir dan untuk menceegah abnjir, tindakan penebangan hutan secara liar harus dihindari, Jika penebangan tersubut dibiarkan begitu saja, tidak ada kata mustahil akan terjadi banjir terus-menerus yang akan membawa banyak korban lagi. Sunnguh memilukan sekali bukan??
Nah, ketika bencana banjir itu datang,siapa yang  menjadi korbannya? Yang menanggung bahaya itu ya manusia itu sendiri,Justru orang yang melakukan penenbangan hutan tersebut selamat, sementara yang kena dampaknya adalah manusia lain yang tidak tahu menahu akan penebangan liar yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung  jawab terhadap pelestarian hutan tersebut.
Untuk itu, Sebagai seorang siswa dan generasi penerus, bangsa kita wajib melestarikan hutan. Karena melestarikan hutan merupakan hal yang wajib bagi setiap manusia dan warga Negara,dan tanpa terkecuali. Hutan yang rusak akan mengancam kehidupan bermasyarakat, Misalnya, peningkatan suhu panas bumi atau global warming.


GO GREEN DENGAN GEOTHERMAL

Energi Geo (Bumi) thermal (panas) berarti memanfaatkan panas dari dalam bumi. Inti planet kita sangat panas- estimasi saat ini adalah,500 celcius (9,932 F)- jadi tidak mengherankan jika tiga meter teratas permukaan bumi tetap konstan mendekati 10-16 Celcius (50-60 F) setiap tahun. Berkat berbagai macam proses geologi, pada beberapa tempat temperatur yang lebih tinggi dapat ditemukan di beberapa tempat. Energi panas Bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang diserap olehpermukaan bumi. Energi ini telah dipergunakan untuk memanaskan (ruangan ketika musim angin atau air) sejak peradaban Romawi, namun sekarang lebih populer untuk menghasilkan energi listrik. Sekitar 10 Giga Watt pembangkit listrik tenaga panas bumi telah dipasang di seluruh dunia pada tahun 2007, dan menyumbang sekitar 0.3% total energi listrik dunia.  Pembangkit listrik tenaga panas Bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tektonik di mana temperatur tinggi dari sumber panas Bumi tersedia di dekat permukaan. Pengembangan dan penyempurnaan dalam teknologi pengeboran dan ekstraksi telah memperluas jangkauan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas Bumi dari lempeng tektonik terdekat. Efisiensi termal dari pembangkit listrik tenaga panas Bumi cenderung rendah karena fluida panas Bumi berada pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan dengan uap atau air mendidih. Berdasarkan hukum termodinamika, rendahnya temperatur membatasi efisiensi dari mesin kalor dalam mengambil energi selama menghasilkan listrik. Sisa panas terbuang, kecuali jika bisa dimanfaatkan secara lokal dan langsung, misalnya untuk pemanas ruangan. Efisiensi sistem tidak memengaruhi biaya operasional seperti pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil.
Menurut Direktur Operasi PT Rekayasa Industri (PT Rekind) Alex Dharma Balen (14 juni 2013) energi panas bumi saat ini telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 negara, termasuk Indonesia. Saat ini Indonesia memiliki potensi energi panas bumi terbesar di dunia, dengan setidaknya 29 giga watt total potensi panas bumi. Energi panas bumi merupakan energi yang ramah lingkungan karena fluida panas bumi setelah energi panas diubah menjadi energi listrik, fluida dikembalikan ke bawah permukaan (reservoir) melalui sumur injeksi.

Keuntungan Tenaga Panas Bumi
Menempatkan panas untuk bekerja, Dimana sumber air panas geothermal dekat permukaan, air panas itu dapat langsung dipipakan ke tempat yang membutuhkan panas. Ini adalah salah satu cara geothermal digunakan untuk air panas, menghangatkan rumah, untuk menghangatkan rumah kaca dan bahkan mencairkan salju di jalan. Bahkan di tempat dimana penyimpanan panas bumi tidak mudah diakses, pompa pemanas tanah dapat membahwa kehangatan ke permukaan dan kedalam gedung. Cara ini bekerja dimana saja karena temparatur di bawah tanah tetap konstan selama tahunan. Sistem yang sama dapat digunakan untuk menghangatkan gedung di musim dingin dan mendinginkan gedung di musim panas.
Pembangkit listrik, Pembangkit Listrik tenaga geothermal menggunakan sumur dengan kedalaman sampai 1.5 KM atau lebih untuk mencapai cadangan panas bumi yang sangat panas. Beberapa pembangkit listrik  ini menggunakan panas dari cadangan untuk secara langsung menggerakan turbin. Yang lainnya memompa air panas bertekanan tinggi ke dalam tangki bertekanan rendah. Hal ini menyebabkan "kilatan panas" yang digunakan untuk menjalankan generator turbin. Pembangkit listrik paling baru menggunakan air panas dari tanah untuk memanaskan cairan lain, seperti isobutene, yang dipanaskan pada temperatur rendah yang lebih rendah dari air. Ketika cairan ini menguap dan mengembang, maka cairan ini akan menggerakan turbin generator.
Pemanfaatan panas bumi relatif ramah lingkungan, terutama karena tidak memberikan kontribusi gas rumah kaca, sehingga perlu didorong dan dipacu perwujudannya; pemanfaatan panas bumi akan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak sehingga dapat menghemat cadangan minyak bumi. Tenaga ini juga tidak berisik dan dapat diandalkan. Pembangkit listik tenaga geothermal juga menghasilkan listrik sekitar 90%, dibandingkan 65-75 persen pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

MODEL DINAMIS PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENGURANGI BEBAN PENUMPUKAN

Abstrak
Tingginya volume sampah yang dihasilkan baik oleh industri maupun masyarakat merupakan
permasalahan umum yang dijumpai di hampir semua kota, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
Disamping dipengaruhi oleh daya beli masyarakat, permasalahan tingginya volume sampah juga dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan penduduk. Permasalahan ini semakin dipersulit dengan terbatasnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang tersedia. Oleh sebab itu, Dalam penelitian ini dilakukan analisis pengelolaan sampah untuk mengurangi beban penumpukan sampah di TPA dengan menggunakan simulasi berdasarkan pendekatan sistem dinamis. Hasil simulasi selanjutnya akan digunakan untuk melihat kelayakan dari setiap alternatif pengelolaan sampah berdasarkan perhitungan Cost-Benefit ratio (B/C), sedangkan untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap alternatif pengolahan sampah (dilihat dari aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan teknologi), maka dilakukan pula proses pembobotan dengan Analytic Hierarchy Process (AHP). Sebagai studi kasus dipilih TPA Bantar Gebang yang berfungsi untuk menampung sampah yang dihasilkan oleh DKI Jakarta. Dengan menggunakan simulasi didapatkan proyeksi sampah yang dihasilkan dan akan dibuang ke TPA Bantar Gebang untuk berbagai skenario hingga tahun 2025. Berdasarkan hasil analisa, baik dengan sistem dinamis maupun dengan Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Benefit-Cost ratio (B/C), maka sebaiknya pengelolaan sampah di DKI dilakukan secara bertahap, pertama adalah dengan pengomposan dan kemudian dengan incenerator.

1.               PENDAHULUAN

Tingkat pertumbuhan penduduk sangat berpengaruh pada volume sampah yang merupakan
hasil dari konsumsi penduduk. Sebagai kota metropolitan, Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan
sampah sejumlah 18500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25700 m3 per hari.
Jika dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kali besar Candi
Borobudur (volume Candi Borobudur = 55000 m3). Luas lahan yang tersedia adalah 108 ha, TPA
Bantar Gebang Bekasi harus menampung 6000 ton per hari (setara dengan 25650 m3). Sampah
6000 ton tersebut yang dapat di recycle atau diolah kembali hanya sebesar 1000 ton per hari dan
dari 1000 ton tersebut hanya 450 ton saja yang dapat di olah kembali (Walhi, 2006).

Berkaitan dengan permasalahan sampah di DKI Jakarta, maka Pemerintah daerah (Pemda)
DKI Jakarta perlu mencari alternatif pengelolaan sampah. Alternatif tersebut diharapkan dapat
mempermudah Pemda DKI Jakarta untuk memperoleh kebijakan pengelolaan sampah yang
bukan hanya meminimalkan penumpukan sampah tetapi juga mempertimbangkan berbagai aspek
terkait, seperti sosial, ekonomi, lingkungan dan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh kebijakan yang sebaiknya diambil oleh Pemda DKI Jakarta dalam pengelolaan
sampah dengan menggunakan simulasi sistem dinamis (dynamic system simulation). Sebagai
studi kasus dipilih Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang. Hasil penelitian ini dapat
menjadi bahan masukan dalam pengelolaan sampah di TPA Bantar Gebang, sehingga tidak terjadi penumpukan sampah yang akan berakibat meningkatnya polusi air, tanah dan udara.

2.      METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan menggunakan simulasi berdasarkan sistem dinamis dan Analytic
Hierarchy Process (AHP) untuk menganalisis alternatif pengelolaan sampah yang dapat
mengurangi tingkat penumpukan sampah di TPA Bantar Gebang. Sistem dinamis merupakan
suatu cara berpikir tentang sistem sebagai jaringan yang saling behubungan yang mempengaruhi
sejumlah komponen yang telah ditetapkan dari waktu ke waktu. Simulasi merupakan prosedur
kuantitatif yang menggambarkan suatu proses dengan mengembangkan suatu model dan
menerapkan serangkaian uji coba terencana untuk memprediksikan tingkah laku proses sepanjang waktu, sehingga analisis dapat dilakukan untuk sistem yang baru tanpa harus membangunnya atau merubah sistem yang telah ada, serta tidak perlu mengganggu operasi dari sistem tersebut. Pada umumnya simulasi digunakan untuk model-model dinamis yang melibatkan periode waktu ganda (Randers, 2000). Simulasi untuk berbagai alternatif pengelolaan sampah ini akan dilakukan dengan berbagai skenario untuk melihat proyeksi penurunan tingkat penumpukan sampah di TPA Bantar Gebang hingga tahun 2025. Hasil simulasi selanjutnya akan digunakan untuk melihat kelayakan dari setiap alternatif pengelolaan sampah berdasarkan perhitungan Break Event Point (BEP), Cost-Benefit ratio (B/C), dan Return Investment (ROI).


3.      HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1  Model Pengolahan Sampah

Model ini dibuat berdasarkan empat alternatif pengolahan sampah, yaitu: recycle (daur ulang), landfill, pengomposan dan incenerator (pembakaran). Diagram ini meliputi unsur (sistem proses descriptors) dan panah, yang dikenal sebagai mata rantai causal, yang menghubungkan berbagai unsur bersama-sama. Hubungan causal antara satu unsur dengan unsur lain adalah positif jika perubahan ini bersifat bersamaan, artinya jika A meningkat maka menyebabkan peningkatan B, atau sebaliknya, jika terjadi penurunan A maka akan menyebabkan penurunan B pula. Hubungan ini disebut same direction (s). Sebaliknya jika hubungan causal antara satu unsur dengan unsur lain adalah negatif, maka jika terjadi peningkatan terhadap unsur A akan menyebabkan penurunan unsur B. Hubungan ini disebut juga dengan opposite direction (o) (Deaton, 2000).
Pada penelitian ini faktor-faktor yang dipilih lebih dititik beratkan pada metode pengolahan
sampah. Peningkatan jumlah penduduk yang dibarengi dengan peningkatan jumlah sampah akan
mempengaruhi jumlah sampah yang harus dipilah agar proses pengolahan lebih mudah, baik
berdasarkan jenis sampah (sampah organik dan anorganik) maupun manfaatnya (untuk recycle,
kompos, dan sebagainya ). Sebagai alternatif pengolahan, recycle memanfaatkan sampah anorganik, dan proses ini sebenarnya hanya menunda atau mencegah material sampah anorganik menumpuk di TPA. Sedangkan kompos memanfaatkan sampah organik dan mampu mereduki sampah sebesar 62,5% dari total sampah (jumlah sampah anorganik dengan organik). Pembakaran atau incenerator dapat mereduksi 84% dari total sampah, dan abu hasil pembakaran dapat dimanfaatkan untuk pembuatan batako. Proses-proses ini dapat menekan laju timbunan sampah di TPA Bantar Gebang.


Berdasarkan causal loop di atas, maka kemudian model dibangun dari empat unsur
fundamental building blocks, seperti terlihat pada Tabel 1, sedangkan Gambar 2 memperlihatkan
ilustrasi untuk proses pertumbuhan sampah.





Ilustrasi pada Gambar 2 menggambarkan akumulasi dari jumlah penduduk yang dikalikan
dengan sampah per orang akan mempengaruhi pertumbuhan sampah yang terus berakumulasi
pada pembuangan di sumber sampah tersebut yang selanjutnya akan dikumpulkan kembali untuk
masuk pada proses selanjutnya. Pengembangan ilustrasi tersebut dengan tetap berdasarkan pada causal loop diagram yang ada, maka dibuatlah model pengolahan sampah seperti ditunjukkan pada Gambar 3, 4, 5 dan 6 berikut.




1.      dengan Pengolahan Sampah Landfill

Pada Landfill sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun dibiarkan
membusuk menjadi bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah dan sederhana, tetapi
menimbulkan beberapa risiko antara lain: berjangkitnya penyakit menular, menyebabkan
pencemaran (terutama bau dan kotoran) (Kholil, 2006).


Gambar 3. Model pengolahan sampah dengan landfill

Gambar 4. Model pengolahan sampah dengan recycle


2.      Pengolahan Sampah dengan Recycle

Merupakan salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai.
Proses recycle dipengaruhi oleh faktor fraksional (persentase) kemampuan memilah, waktu
pengiriman dan waktu pengolahan. Sifat dari recycle adalah menunda penumpukan sampah
yang sifatnya anorganik, maka lambat laun hasil atau produknya pun akan menjadi sampah
kembali. Sampah anorganik yang berjumlah 44%, jika recycle sampah sebesar 25% dari
jumlah sampah yang ada ditambah dengan peran pemulung yang melakukan pengangkutan
untuk recycle secara informal sebesar 5 ton/bulan per orang, dan diasumsikan delay 6 bulan,
maka proses recycle mampu menekan masuknya sampah yang dihasilkan masyarakat.
Sebagai contoh proyeksi pada tahun 2025, sampah yang dihasilkan sebesar 83528 ton/bulan
atau 1002348 ton pada tahun tersebut, hanya 636877 ton yang masuk ke TPA Bantar Gebang
dengan adanya recycle.              

3.      Pengolahan Sampah dengan Kompos

Pengolahan sampah dengan pengomposan merupakan cara penumpukan sampah pada lubang
kecil dalam jangka waktu tertentu untuk menghasilkan pupuk yang alamiah atau proses
dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme terhadap buangan organik yang
biodegradable (Subandi, 2006). Pemanfaatannya dapat membantu DKI Jakarta yang
mempunyai program hutan kota. Selain itu, lokasi tanam yang semakin berkurang di rumah-rumah masyarakat membutuhkan media tanam lain sebagai penyubur tanaman. Hasil
pengomposan dapat digunakan sebagai unsur hara untuk penanaman dalam pot. Kompos
yang terbuat dari sampah organik dapat pula berfungsi untuk mereduksi timbunan sampah.
Mengingat 55% sampah penduduk DKI Jakarta adalah sampah organik, maka pembuatan
kompos akan mengurangi suplai sampah ke TPA Bantar Gebang. Sama halnya dengan
recycle, pengomposan juga membutuhkan pemilahan. Perbedaannya adalah hasil ataupun
produk pengomposan ini tidak kembali menjadi sampah. Komposisi sampah penduduk DKI
Jakarta rata-rata menghasilkan 55,5% sampah organik dari total sampah yang dihasilkan
(26264 m³/tahun). Jika sampah organik tersebut mampu diolah seluruhnya, maka akan dapat menurunkan jumlah sampah di TPA Bantar Gebang. Sebagai contoh pada tahun 2025 diproyeksikan akan terdapat 5 ton sampah, turun sebesar 807412 ton jika dibandingkan dengan
pengolahan sampah dengan landfill (pada tahun 2025 sampah di TPA sebesar 795088 ton).
Artinya, pengolahan sampah menjadi kompos ini mampu mereduksi sampah di TPA sebesar
21,56%.


Gambar 5. Model pengolahan sampah dengan kompos
4.      Pengolahan Sampah dengan Incenerator

Cara ini mampu mengurangi timbunan sampah di TPA Bantar Gebang sebesar 62,6%.
Metode ini dapat dilakukan hanya untuk sampah yang dapat dibakar habis. Harus diusahakan
jauh dari pemukiman untuk menghindari pencemaran (asap dan bau) dan kebakaran.
Pembakaran sampah menghasilkan dioksin, yaitu ratusan jenis senyawa kimia berbahaya,
yang mampu memperpanjang umur zona landfill dari dua tahun menjadi 4,5 tahun. Pada
model yang ditunjukan pada Gambar 6, terlihat bahwa incenerasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti waktu pengiriman dan fraksional atau persentase pembakaran. Kecepatan
pengolahan sampah ini akan mengurangi beban penumpukan sampah di TPA Bantar Gebang.
Jika sampah yang diolah semakin banyak maka akan mengurangi sampah yang akan dibuang
ke TPA Bantar Gebang, sehingga semakin rendah suplai sampah ke TPA dan semakin lama
pula zona yang akan dipakai sebagai wadah landfill. Berbeda dengan recycle dan pengomposan yang hanya bisa dilakukan terhadap sampah anorganik atau organik saja, incenerator dapat dilakukan terhadap kedua jenis sampah tersebut, kecuali anorganik yang bersifat logam dan kaca, karena itu pula penurunan jumlah sampah di TPA dengan incinerator cukup signifikan.





                                                                                                                   
Gambar 6. Model pengolahan sampah dengan incinerator
Kondisi normal pengolahan sampah dengan recycle memerlukan waktu pengangkutan 2
minggu sekali (0,5 bulan), waktu daur ulang satu minggu sekali (0,25 bulan) dengan asumsi
sampah yang dapat diolah 100% dari sampah anorganik yang berjumlah 44% penumpukan
sampah dapat dikurangi sebesar 20%. Pada skenario baru, waktu suplai di percepat yaitu satu
minggu sekali atau 0,25 bulan, sedangkan waktu daur ulang dan fraksional daur ulang
diasumsikan tetap. Skenario baru recycle mampu mengurangi penumpukan sampah sebesar
30,4% atau 10,4% lebih besar dari kondisi normal. Begitu pula dengan pengolahan sampah
lainnya. Besar variabel antara kondisi normal dan skenario baru seperti terlihat pada Tabel 2,
menghasilkan persentase pengurangan timbunan sampah di TPA Bantar Gebang yang berbeda.
Perbedaan ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 7.
        
                    
3.2  Analisis Sensitivitas Hasil Studi AHP
Setelah disusun hirarki proses pengolahan sampah berdasarkan empat aspek (sosial,
ekonomi, lingkungan dan teknologi) dengan masing-masing aspek terdiri dari empat alternative (recycle, kompos, landfill dan incenerator) seperti terlihat pada Gambar 8, disusunlah kuesioner untuk mengetahui sudut pandang masyarakat terhadap pengolahan sampah. Kemudian dilakukan pengolahan data dengan metode AHP untuk menentukan skala prioritas pengolahan sampah menurut masyarakat dilihat dari empat aspek tersebut. Hasil pembobotan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak expert choice, memperlihatkan bahwa aspek sosial mempunyai preferensi yang paling tinggi (53,8%), diikuti dengan aspek lingkungan (26%), ekonomi (14,3%) dan teknologi (5,9%). Adapun skala prioritas alternatif pengolahan sampah yang tertinggi adalah pengomposan (42,5%), recycle (30,2%), incenerator (21,5%) dan landfill (5,8%).
 Hasil anĂ¡lisis sensitivitas memperlihatkan bahwa tidak ada perubahan pada alternative pengolahan sampah berdasarkan pendapat masyarakat seperti ditunjukkan pada Gambar 9. Dengan kata lain, masyarakat tetap berpendapat bahwa pengomposan merupakan alternatif utama yang sebaiknya dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta dalam pengolahan sampah. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap empat aspek, yaitu sosial, lingkungan, ekonomi dan teknologi. Jika diasumsikan di masa depan terjadi peningkatan preferensi terhadap aspek social sehingga nilai bobot aspek sosial mencapai 82,8%, maka alternatif pengomposan merupakan prioritas utama yang sebaiknya diterapkan dalam kegiatan pengolahan sampah di Jakarta dengan nilai bobot 41,1%. Hal ini berarti bahwa jika kondisi yang dihadapi mengharuskan penentuan teknologi pengolahan sampah dititik beratkan kepada membuka kesempatan kerja, meminimalkan potensi konflik yang mungkin terjadi, menciptakan peluang berusaha bagi masyarakat, membuka peluang kepada sektor informal dan formal untuk terlibat, serta dapat meningkatkan peran serta masyarakat, maka pengomposan adalah prioritas utama untuk diterapkan di DKI Jakarta.
       

Jika diasumsikan terjadi peningkatan preferensi aspek lingkungan sedemikian rupa sehingga
secara kuantitif nilai bobotnya mencapai 52,3% dari preferensi awal (26,0%), ternyata
pengomposan tetap memiliki nilai bobot tertinggi yaitu 42,5%. Hal ini menunjukkan, jika pada
suatu saat pertimbangan terpenting dalam menentukan jenis pengolahan sampah di Jakarta adalah aspek lingkungan, yang berarti pula aspek sosial, ekonomi, dan teknis relatif tidak menjadi masalah, maka pengomposan merupakan teknologi yang menjadi prioritas utama untuk
diterapkan. Demikian pula pada analisis sensitifitas terhadap aspek teknologi dan ekonomi,
analisis sensitivitas yang dilakukan terhadap aspek teknologi menunjukkan bahwa jika nilai bobot aspek tersebut meningkat dari 5,9% menjadi 50%, maka nilai bobot pengomposan akan mencapai 42% dan merupakan prioritas utama. Kondisi seperti ini mengindikasikan aspek teknis menjadi pertimbangan yang paling utama dalam menentukan teknologi.
Analisis sensitivitas yang dilakukan terhadap aspek ekonomi menunjukkan bahwa jika nilai
bobot aspek ekonomi meningkat dari 14,3% hingga mencapai 50%, maka nilai bobot pengomposan akan mencapai 46,4% dan merupakan prioritas utama. Hal ini menunjukkan bahwa pertimbangan ekonomi sangat kuat mendominasi keputusan penentuan pengolahan sampah. Meningkatnya preferensi aspek ekonomi akan meningkatkan nilai bobot pengomposan. Jika pertimbangan investasi yang rendah, biaya operasional yang rendah, dan kemungkinan
menghasilkan PAD menjadi titik berat penentuan teknologi pengolahan sampah di DKI Jakarta,
maka prioritas utama alternatif pengolahan sampah jatuh pada pengomposan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa skala prioritas penentuan pengolahan sampah di Jakarta relatif tidak
sensitif terhadap peningkatan preferensi aspek ekonomi dapat dikatakan bahwa skala prioritas penentuan pengolahan sampah di Jakarta relatif tidak sensitif terhadap peningkatan preferensi aspek ekonomi.

3.3  Cost to Profit

                       

Dalam tabel ini memperlihatkan hasil perhitungan kelayakan untuk pengomposan, recycle, dan waste to energy. Secara keseluruhan biaya operasi atau produksi untuk membuat satu ton kompos adalah sebesar Rp 355.500, sedangkan harga kompos Rp 500/kg. Dalam hal ini, kondisi Break Event Point (BEP) dapat dicapai jika penjualannya mencapai 711 ton. Sedangkan dilihat dari sudut Benefit-Cost ratio (B/C) yang merupakan perbandingan hasil penjualan dengan biaya operasi adalah sebesar 1,41%, artinya dengan biaya operasi Rp 355.500 akan mendapatkan keuntungan 1,41 kalinya. Hal ini menunjukkan bahwa pengomposan sangat layak dilaksanakan.
Sedangkan ditinjau dari Return of Invesment (ROI) yang merupakan ukuran perbandingan antara
keuntungan dengan biaya operasi, didapatkan nilai ROI sebesar 0,406, artinya untuk setiap Rp.100 yang dikeluarkan akan didapatkan keuntungan Rp 0,406. Jika diasumsikan 55% atau 330 ton (55% x 6000 ton) sampah penduduk DKI Jakarta dijadikan kompos, maka akan didapat
keuntungan sebesar Rp 867.000 dalam sehari. Pemda DKI Jakarta bukan hanya dapat mereduksi
timbunan sampah tetapi dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Untuk sampah organik, maka alternatifnya adalah mengolah kembali menjadi suatu produk.
Di dalam table ini juga memperlihatkan bahwa Benefit-Cost ratio (B/C) untuk recycle mempunyai nilai lebih kecil dari 1, artinya recycle lebih baik tidak dilaksanakan karena biaya operasional lebih besar dari hasil penjualan. Selisih hasil penjualan dengan biaya operasi adalah –Rp 9.945.947 sehingga jika akan dilaksanakan harus mendapatkan subsidi sebesar Rp 10.000 yang bisa didapat dari retribusi kebersihan.
Terdapat dua alternatif untuk pengolahan sampah menjadi energi, yaitu energi yang
memanfaatkan gas methana (yang dihasilkan akibat penumpukan sampah), dan yang kedua
adalah energi yang dihasilkan dengan memanfaatkan panas dari hasil pembakaran atau
incenerator. Perhitungan kelayakan pelaksanaan waste to energy dilakukan dengan alternatif yang kedua. Hal ini dikarenakan alternatif pertama tidak memberikan dampak pada reduksi sampah di TPA dan gas methana yang dihasilkan relatif lama (± 3 tahun).
Keseluruhan biaya operasi atau produksi untuk membuat satu MWatt listrik adalah sebesar
Rp 433.000.000 dengan harga listrik Rp 450/kg. Satu MWatt listrik yang dihasilkan mampu
memenuhi 10.000 pelanggan dengan pemakaian rata-rata 100 Kwh per bulan dan voltase rumah
tangga 450 – 900 VA. Keuntungan yang akan didapat adalah sebesar Rp 16.000.000. Dilihat dari
Benefit-Cost ratio (B/C) yang merupakan perbandingan hasil penjualan dengan biaya operasi
adalah 1,037%, artinya dengan biaya operasi sebesar Rp 433.000.000 akan didapatkan
keuntungan 1,037 kalinya. Sehingga waste to energi sangat layak dilaksanakan. Sedangkan
ditinjau dari Return of Invesment (ROI) yang merupakan ukuran perbandingan antara keuntungan dengan biaya operasi, didapatkan nilai ROI sebesar 3,687; artinya untuk setiap Rp 100 yang dikeluarkan akan didapatkan keuntungan Rp 3,687.

4.      KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa, baik dengan sistem dinamis maupun skala prioritas AHP serta
Benefit-Cost ratio (B/C), maka sebaiknya pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pemerintah
daerah DKI Jakarta dilakukan secara bertahap, pertama adalah dengan pengomposan. Hal ini
didasarkan pada pertimbangan dari permasalahan yang ada (pencemaran, penolakan dari
masyarakat, dan lain sebagainya), dan pertimbangan dari setiap kriteria dari semua aspek
(terutama aspek sosial yang mempunyai preferensi terbesar dibanding dengan aspek yang lain
yaitu 53,8%), dan juga berdasarkan kelayakan investasi (B/C rasio sebesar 1,41), serta faktor
penurunan tumpukan sampah yang cukup tinggi.

Kedua adalah dengan incenerator. Pengolahan sampah dengan incenerator dapat dilakukan setelah adanya sosialisasi kepada masyarakat, sehingga potensi konflik dapat diredam disamping potensi pemanfaatan yang positif baik dilihat dari kelayakan investasi dengan nilai Benefit-Cost ratio (B/C) lebih besar dari satu (1,04) maupun efektivitas penurunan timbunan sampah (66%).

Refrensi :